Kotoribako
Source : okaruto.tumblr.com
Story Translator & Uploader :
Azazel~
Page Translator :
Creepypasta Indonesia
Original Post : [
1]
--------------------------------------------------------
Oh iya buat readers okuruu. Gw cuma nyaranin doang sih kalo alangkah baiknya kalian semua ngelike Creepypasta Indonesia di Fanspage Facebooknya. Mereka terkenal banget dan cerita hasil translate'an mereka juga bagus bagus. So, tunggu apa lagi, Like FP mereka guys :v
--------------------------------------------------------
Aku tidak pernah memiliki "sixth sense" atau semacamnya. Aku bahkan tidak pernah menyangka akan mengalami kejadian seperti ini. Jadi, aku akan menuliskan ceritaku disini.. aku bahkan sudah mendapat ijin dari temanku, jadi aku rasa semuanya akan baik baik saja.
Seperti yang aku bilang di awal, aku tidak memiliki kemampuan "sixth sense" sama sekali. Karena itulah, aku tidak dapat menjelaskan apakah cerita ini berhubungan dengan arwah atau iblis.
Begini ceritanya... aku mempunyai teman yang memiliki kemampuan "sixth sense" yang luar biasa.. kami sudah saling kenal sejak SMA, dan walaupun saat ini kami hampir berumur 30 tahun.. kami tetap sering 'hangout' dan menjaga persahabatan kami.
Ayahnya adalah seorang pendeta di kuil Shinto di kota kami dan keluarganya secara turun temurun menekuni diri sebagai pendeta.
Temanku juga memiliki pekerjaan yang normal , tapi jika ada acara atau perayaan ritual setempat.. dia akan membantu ayahnya, dia akan menjadi pendeta pendamping..
Suatu hari, aku akan pergi bersama temantemanku dan memutuskan untuk berkumpul di apartmentku. Tidak banyak yang akan pergi, hanya ada empat orang.. Aku (Kouji), Mamoru, Riho (kekasih Mamoru) dan Haruna.
Lagi lagi haruna terlambat, jadi kami bertiga menunggu haruna sembari berbincang.,
Tiba tiba haruna menelpon ponselku,
"Hey, maaf.. lagi lagi aku terlambat (teehee). Aku menemukan sesuatu yang menarik di gudang keluargaku” Ketika aku ingin menjawabnya, dia langsung memotong pembicaraan dan berkata. “hey kouji, kau ahli dalam puzzle, riddle dan lain semacamnya kan?? Aku akan membawa benda ini kesana, tunggu yaaaa”
Haruna menutup telpon sebelum aku sempat mengatakan apapun.. kami bertiga kembali berbincang, 40 menit kemudian.. akhirnya haruna tiba..
Mamoru tiba tiba bertingkah aneh. Dia juga mengatakan hal yang aneh
“Shit, ini sama sekali tidak bagus,” dia terdiam di tempat. “Apa yang harus aku lakukan? Ayah sedang pergi hari ini…”
“Huh? Mamoru?” aku mencoba menenangkannya.
“Apa kau melihat yang lainnya?”
“Apa kau baik baik saja?” Riho kini yang berusaha menenangkan mamoru. “Apa yang kau lihat? Apa yang kau maksud "lainnya"?”
“tidak,” dia menggeleng. “aku tidak melihat apapun… Hahah!… Shit, Kouji. Shit. Haruna… apa yang, ah … Shit. Kau pasti bercanda…”
Mamoru adalah seseorang yang tenang, cukup aneh melihat dia histeris seperti ini. Kami tau dia punya kemampuan khusus.. tapi. Mamoru tidak pernah menunjukan atau mengatakan pada siapapun apa yang ia lihat.
Aku bisa mendengar suara langkah kaki haruna di sepanjang lorong menuju apartment ku. Wajah mamoru semakin pucat ketika haruna tiba.
“Haruna… Apa yang kau bawa bersamamu? Bisa tunjukkan padaku?”
“Huh? Tunggu, maksudmu aku membawa benda yang tidak seharusnya aku bawa?” haruna langsung menyadari ada sesuatu yang aneh.
“…Yea."
“Ini,” katanya sambil mengeluarkan sebuah kotak kayu dari dalam tasnya. “saat aku sedang menaruh barang barang bekas di gudang, aku menemukan kotak ini”
Haruna menaruh kotak itu diatas meja, kami semua mengamati kotak itu. Sebuah kotak kayu yang sempurna, delapan inchi setiap sisi.
Keika haruna menyebutkan tentang puzzle di telponnya, aku tidak menyangka kalau yang dimaksud adalah kotak kayu didepanku ini..
“Jangan sentuh kotak itu!” Mamoru berteriak. “tinggalkan itu disana, jangan pernah ada yang menyentuhnya!”
Seketika itu juga, mamoru beranjak dari tempatnya menuju ke kamar mandi. Mamoru muntah muntah, Riho menyusul mamoru untuk memastikan apa dia baik baik saja.
Mamoru tidak berkata apapun saat kembali, dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpom ayahnya.
“ayah… temanku… dia membawa kotoribako kesini. Aku takut yah, aku tidak ingin seperti kakek. Aku tidak dapat melakukan apapun!”
Dia menangis, aku tidak percaya dan tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi? Sampai bisa membuat seorang pria berumur 29 tahun menelpon ayahnya, menangis ketakutan? …
“Yea, masih tertutup,” dia kembali berbicara sambil mengontrol tangisnya “tidak ada apapun yang melekat” dia mendengar baik baik petunjuk dari ayahnya. “terlihat sedikit berantakan... aku tidak tau berapa banyak... ya aku akan mengatakan pada mereka untuk tenang, mereka akan baik baik saja... aku rasa Tujuh, ada segitiga ditengahnya.. itu berarti tujuh kan?? Aku rasa aku benar.. tapi aku masih tidak yakin.. jika Tujuh memiliki segitiga kecil, berarti itu tujuh.. aku sangat yakin!!! Aku bukan dia!?”
Percakapan mereka berakhir, jujur aku tidak pahan dengan kotoribako dan Tujuh yang diucapkan berkali kali. Mungkin itu adalah kata kata yang hanya diketahui para pendeta..
“aku mendapatkannya,aku akan melakukannya.. jika aku tidak berhasil, yang lain akan melakukannya.. aku pasti bisa" dia bergumam sambil menangis..
“Aku baik baik saja” dia kembali ketempat kami..kali ini dia lebih terlihat tertekan daripada ketakutan.
“Kouji... berikan aku cutter atau pisau?”
.
“Hey, apa yang kau rencanakan? Katakan padaku!! Aku tidak akan memberikannya sebelum aku tau alasannya”
“aku tidak akan membunuh siapapun, jika itu maksud dari pertanyaanmu. Aku harus membersihkan Haruna” dia menengok ke arah haruna.. “Haruna... jangan takut oke? Kau mungkin berpikir aku gila, dan kau mungkin berpikir menyalahkan dirimu sendiri. Tapi, aku perlu kau untuk tenang.” Haruna mengangguk,.
Mamoru kembali menatap aku dan Riho
“kalian juga tenang! Jangan takut. Aku tidak akan kalah dari ini. Kau dengar?! Aku disini!!! Jangan takut!” dia mengambil napas dalam. “aku tidak akan bermain main lagi.. aku akan melakukannya! Shit. Shiiiiit!” Dia berteriak sembari melawan rasat takutnya sendiri.
Haruna menangis, aku dan Riho hanya bisa diam dan menyerahkannya pada mamoru..
“sekarang, ambilkan aku pisau.”
Aku berlari ke dapur , mengambil pisau dan segera kembali ke ruang tengah.
“kouji.. aku ingin kau mencubitku. Cubit dibagian paha dalamku, tidak usah banyak berpikir.. lakukan saja!”
Aku tidak tau apa alasannya dia ingin aku mencubitnya.. aku hanya menuruti perkataannya, aku cubit dan sedikit aku pelintir.
Mamoru berteriak kesakitan,dia lalu mengambil pisau dan menggores telapak tangan serta telunjuknya.
“Haruna, buka mulutmu!” Haruna membuka mulutnya dan mamoru memasukkan telunjuknya yang dilumuri darah. “minum darahku! Aku tidak peduli apa yang kau rasakan, cepat?!”
Aku melihat air mata haruna menetes . Aku tidak tau apakah itu karena rasa dari darah yang tidak enak atau karena ketakutan atau rasa bersalah..
Aku tidak tau itu mantra atau doa, tapi Mamoru mengulang ulang bacaan itu. Apapun yang Mamoru serukan, terdengar seperti bait puisi suci.
-to be continued-
Part 2 [
Click Here ]