OS : Vocaloid - Alice in Wonderland
Retold : -Lucifer Sebuah pertunjukan drama musikal dipenuhi penonton. Alice in Wonderland? Bukankah itu sebuah drama musical yang melegenda?
Kali ini tirai perlahan naik, memunculkan panggung dengan keadaan kosong dan aneh.
Suara musik didentingkan, diikuti suara tawa "HAHAHAHAHA" yang menggelegar.
Muncul pria yang memakai setelan jas biru dan topeng kelinci. "Mengintip melalui cermin di Wonderland, bukankah ini lebih menyenangkan dari Disney Land yang konyol?" Ia bernyanyi dengan nada yang aneh.
Pria berotot memakai topeng mickey mouse dan baju senam datang dengan cara salto dari ujung panggung hingga ke tempat pria kelinci itu berada.
"Ouch! Punggungku!! Punggungku!!" teriak pria berotot itu.
Hening sebentar.
Sekarang, gadis aneh, berambut biru, dengan kulit pucat dan bekas jahitan di beberapa sisinya, berjalan terseok-seok ke tengah panggung. Ia membawa boneka dan menjulurkan jari-jarinya yang bengkok dan sudah tidak bisa dibilang normal.
"Yeah, ini lebih menarik dari dunia tempatku berasal! Mungkin aku harus mempunyai tiga kaki di duniamu?" Tanya gadis itu ke pria bertopeng kelinci. Setiap percakapan yang mereka lakukan, dilantunkan dengan sebuah lagu dan musik yang aneh.
Datang seorang suster cantik membawa pisau bedah dengan panjang 1 meter.
Ia mengarahkan pisau itu ke arah penonton, "Ini adalah dunia kekejian! Snow White sudah kami jadikan bubuk sagu, Cinderella sudah menjadi permen! Dan putri duyung? Oh, kami memanggang dan memakan dia!"
Sontak penonton bertepuk tangan riuh, di sudut panggung, narator mengisyaratkan untuk tetap tenang.
Kali ini mereka bernyanyi bersama "Selamat datang di dunia kami!! Jika kau adalah anak yang baik, maka tidak sepantasnya kau disini...
Lain dari Wonderland, ini adalah Horrorland! Periksalah tiket kalian, wahai anak-anak! Apa yang tertulis disana?"
Penonton—yang ternyata seluruhnya adalah anak-anak berumur di bawah 15 tahun, segera memeriksa tiket mereka. Tiket yang semula ditulis 'Alice in Wonderland, kini berubah menjadi 'Alice in Horrorland'. Ditambah dengan tulisan 'Bersediakah kau bergabung menjadi anggota kami?'
"Selamat datang di mimpi buruk, kalian bisa menjadi apapun yang kalian suka, cepat ambil peralatan di samping sana untuk mewujudkan impian kalian!!" Teriak suster tadi.
Setengah tirai di sudut panggung, yang sedari tadi tidak dibuka, kali ini terangkat naik dan memperlihatkan alat-alat seperti pemotong daging, gergaji mesin, pemanggang daging, dan masih banyak alat-alat lainnya.
Serta sebuah kotak penuh berisi beberapa potongan tubuh hewan, masker berbentuk hewan, dan sayap buatan.
"Naiklah ke atas panggung, jadilah bintang di dunia kami!!" Teriak gadis berambut biru.
Sontak anak-anak berlari ke arah panggung dan berteriak riuh. Mereka mulai mencopot pasang bagian tubuhnya.
Ada yang mencelupkan separuh kepalanya ke minyak panas, kemudian ia tertawa dan menaruh potongan kepala sapi di atasnya.
Yang lain sibuk memotong beberapa bagian tubuh mereka seperti tangan, kaki, dan leher. Kini panggung penuh dengan darah dan tawa ceria anak-anak tersebut.