Namaku Rie. Aku mempunyai teman bernama Yuuko. Dia adalah anak yang pendiam dan jarang berbicara, pengucapannnya saat bicara sangat buruk seperti dia mempunyai lidah yang besar. Aku memutuskan untuk pergi kerumahnya, aku sudah memencet tombol bel dipintu rumahnya berkali kali tapi tiada respon sama sekali, apa disini ada orang? Ah! Benar mungkin aku harus memeriksa halaman belakang.
"Bag! Bags! Bags!"
Benar dugaanku mereka berada di halaman belakang! Tapi halaman mereka... Banyak sekali siputnya... Lalu aku melirik lelaki yang sepertinya ayah Yuuko sedang menginjak siput siput itu, bisa dibilang ini agak menjijikan melihat siput siput itu benyek dan ada wanita yang sepertinya adalah ibu Yuuko menaburi garam ditanah untuk mengusir siput.
"Sial, siput ini terus saja berdatangan!" umpat kesal ayah Yuuko.
"Rie, sudah lama tak berjumpa" ucap ibu Yuuko padaku, aku yang merasa dipanggil segera menjawab.
"Hey, bibi"
"Kau mencari Yuuko? Dia ada dikamarnya" ucap ayah Yuuko.
Aku bersama bibi kemudian pergi ke kamar Yuuko. Aku kaget melihat Yuuko dia terlihat aneh, tatapannya begitu suram, mukanya pucat dan kenapa dia memakai masker dimulutnya seraya mendekap diselimut?. Aku bertanya pada Yuuko kenapa dia memakai masker tapi dia tidak menjawab ibunya hanya mengatakan dokter bilang kalau Yuuko kondisi mental dan fisiknya melemah. Tapi entah kenapa Yuuko selalu menutup mulutnya dan memakai masker.
"Yuuko biarkan aku melihat mulutmu!" ucap ibu Yuuko namun Yuuko tetap menutup mulutnya dengan masker dan tangannya seraya panik dan kemudian dia mengusirku dan ibunya dari kamarnya. Yuuko sangat membenci siput tentu saja karena itu dia tidak pernah pergi ke halaman belakang rumahnya yang penuh siput. Dulu pun Yuuko pernah ditakuti dengan siput oleh teman temannya dia sangat ketakutan. Hari ini aku memutuskan kerumahnya lagi.
"KYAAA!!!" aku mendengar suara teriakan bibi saat masuk kerumah Yuuko, dia terlihat sangat ketakutan dan terus berkata ada yang aneh dengan lidah Yuuko. Lalu aku memutuskan untuk melihat Yuuko. Aku tercengang masker Yuuko terlepas dan dari mukanya lalu di mulutnya keluarlah siput besar yang sudah bersatu dengan lidahnya. Ini sungguh pandangan yang menjijikan siput itu menggeliat ke muka Yuuko, siput itu hidup! Yuuko berusaha menutup mulutnya namun siput itu terus menggeliat dan menggeliat.
Yuuko terus mengerang lidahnya tetap saja tak mematuhinya, malangnya Yuuko hewan yang dibencinya hidup didalam mulutnya, aku yang ketakutan kabur dari rumah Yuuko. Kabarnya setelah itu Yuuko memotong lidahnya dengan gunting tapi siput itu terus tumbuh berkali kali selama ia mencoba. Karena aku Kasihan aku akhirnya mendatangi rumah Yuuko lagi.
Ayahnya mengatakan dia sudah mencoba memberi Yuuko garam dalam mulutnya tapi Yuuko selalu batuk dan memuntahkannya. Lama kelamaan muka Yuuko sudah dipenuhi lendir siput. Ayahnya yang sudah tidak tahan memutuskan menyuruh Yuuko berendam di dalam bak berisi air yang sudah dicampur dengan garam, Yuuko pun melakukannya dan berendam disana. Setelah berjam jam kemudian kami memutuskan untuk melihat keadaannya dibak.
Kami kaget melihat Yuuko menghilang lalu kami menyurutkan airnya, ternyata tubuh Yuuko sudah lenyap yang tersisa hanya kepalanya. Tapi Yuuko masih hidup... Berkat siput itu...
Sekarang Yuuko tidak mempunyai tubuhnya... Kepalanya telah menjadi cangkang siput, dia tinggal di halaman belakang rumahnya. Bersama siput yang senantiasa membawanya kemana saja.